Kisah di balik salah satu kesepakatan eksklusivitas paling monumental dalam sejarah industri game, yang kini dikenal sebagai PS2 GTA Deal, akhirnya terungkap secara lebih mendalam. Keputusan yang membantu mendefinisikan konsol legendaris PlayStation 2 milik Sony ini diambil di berbagai lokasi tak terduga, dari pub di London hingga vila di Hollywood Barat, menandai ulang tahun ke-25 konsol tersebut di Amerika Utara.
Kesepakatan ini, yang secara signifikan meningkatkan penjualan konsol di Eropa, adalah hasil dari negosiasi yang penuh liku. IGN telah berbicara dengan empat individu kunci di pusat peristiwa ini, mengungkap detail yang sebelumnya tidak diketahui. Mereka menceritakan bagaimana Sony hampir kehilangan eksklusivitas GTA PlayStation 2 di AS, bagaimana Take Two mendapatkan uang tunai serta diskon biaya produksi dari Sony, dan bagaimana Microsoft nyaris menggagalkan seluruh rencana tersebut. Semua ini membentuk sejarah GTA PS2 yang menarik.

Latar Belakang dan Awal Minat
Minat terhadap Grand Theft Auto 3 (GTA 3) berawal dari percakapan santai. Chris Deering, yang saat itu menjabat sebagai presiden Sony Computer Entertainment Europe (SCEE), mengungkapkan bahwa ia hanya tertarik pada GTA 3 setelah percakapan kebetulan dalam sebuah acara kantor. Dalam percakapan tersebut, Sarah Thompson, yang mengawasi tim evaluasi game pihak ketiga Sony, menyebutkan GTA tampak “really cool”.
Faktanya, seorang kontraktor bernama Andy Macoy adalah orang pertama yang mengidentifikasi test build GTA 3 sebagai sesuatu yang mengesankan. Menurut Zeno Colaço, wakil presiden hubungan penerbit dan pengembang di SCEE saat itu, GTA 3 masuk dalam daftar pendek game yang ingin diamankan Sony sebagai eksklusif di E3 2000. Ini adalah langkah awal yang krusial dalam membentuk eksklusivitas GTA PlayStation 2.
Pertemuan Penting di Sunset Marquis
Pada bulan Juni di Los Angeles, Deering menyadari perlunya kesepakatan eksklusif untuk memenangkan generasi konsol kedua berturut-turut, terutama dengan kehadiran Xbox dari Microsoft. Ia dan David Reeves, kepala pemasaran SCEE saat itu, bertemu dengan berbagai penerbit di sebuah vila di hotel Sunset Marquis. Take Two, pemilik Rockstar Games, adalah salah satu di antaranya.
Meskipun detail pertemuan ini sedikit berbeda dalam ingatan para peserta, setidaknya enam orang hadir. Dari Take Two, ada Kelly Sumner (yang memimpin perusahaan di luar AS dan menjadi CEO pada 2001) dan Gary Lewis (COO dan kemudian presiden internasional). Dari Sony, hadir Deering, Reeves, Colaço, John Brunning dari tim hukum, dan mungkin juga Jim Ryan.

Colaço mengklaim Sumner memulai pertemuan tersebut untuk mengeluhkan penolakan game Take Two lainnya oleh tim konten Sony, yang mungkin adalah State of Emergency yang dianggap “gratuitously violent”. Untuk melancarkan pertemuan, mereka menawarkan kesepakatan eksklusivitas untuk GTA dan game lain. Namun, Sumner membantah bahwa diskusi tentang penolakan tersebut terkait dengan PS2 GTA Deal. Ia menegaskan, “Sony needed [it] more than we did”.
Detail Negosiasi Eksklusivitas GTA PlayStation 2
Titik awal tawaran, menurut Colaço, adalah “co-marketing” untuk GTA 3, di mana Sony akan menyamai $1 juta dari anggaran pemasaran Take Two. Ada setidaknya dua elemen lain dalam kesepakatan ini yang dinegosiasikan setelah pertemuan awal E3, kemungkinan besar di Inggris antara Deering dan Sumner.
Pertama, uang muka. Kedua, Sumner menggambarkan adanya “reduction on production costs”. Pada masa itu, biaya produksi sangat mahal, sekitar $11 per disk pada tahun 2000. Setiap pengurangan dari biaya tersebut sangat signifikan. Deering memperkirakan diskon tersebut sekitar dua pon sterling per unit, atau sekitar $3. Dengan penjualan 8,5 juta kopi GTA 3 di PS2, ini bisa berarti lebih dari $25 juta potensi penghematan bagi Take Two dan Rockstar.

Take Two juga menegosiasikan insentif lain, termasuk hak Sony untuk menjual bundel perangkat lunak eksklusif yang akan menyertakan GTA. Sumner mengingat Sony setuju untuk membayar “significant amount of money” di muka. Pada masa itu, Take Two belum menjadi perusahaan miliaran dolar seperti sekarang, dan “any millions that were coming in were gratefully received at that stage”. Ini adalah bagian penting dari PS2 GTA Deal.
Membangun Kepercayaan dan Kemitraan Strategis
Negosiasi tidak digambarkan sebagai hal yang sulit. Deering menyebutnya sebagai suasana yang santai, lebih seperti “Would you like another glass of wine?” daripada “United Nations”. Sumner menambahkan bahwa “There’s very few formal meetings with Chris [Deering]”. Lebih dari sekadar uang, kesepakatan ini juga tentang membangun hubungan dan kepercayaan antara kedua belah pihak.
Deering ingin lebih banyak game “mature” di PS2 untuk menjadikan konsol lebih relevan bagi orang dewasa, dan Rockstar sangat cocok. Take Two, di sisi lain, tahu bahwa kekuatan PS2 dapat memenuhi ambisi kreatif Rockstar. Mereka juga memahami bahwa game Rockstar seringkali kontroversial, sehingga mereka membutuhkan perusahaan yang memahami visi mereka dan tidak akan ikut campur. Sony, dengan pengalaman mengelola bintang seperti Mariah Carey, dianggap ideal oleh Lewis dari Take Two. Hubungan yang terjalin erat ini sangat mempengaruhi sejarah GTA PS2.
Peran Sony dalam Pengembangan Game
Kepercayaan dan hubungan yang berkembang pesat ini mengikat Take Two dan Sony, menurut Lewis. Ia mengatakan bahwa mereka bisa menghubungi manajemen senior Sony kapan saja dan akan mendapatkan respons, entah itu untuk persetujuan game, produksi, atau pemasaran. Lewis bahkan berbicara dengan seseorang dari Sony hampir setiap hari.
Sony juga memberikan bantuan dalam aspek pengembangan. Obbe Vermeij, direktur teknis di Rockstar North saat itu, mengingat bahwa Sony mempermudah transisi pengembangan GTA 3 dari Dreamcast dengan mengirimkan 20 dev kit PS2, yang pada saat itu langka. Meskipun Sony tidak meminjamkan insinyur, mereka memiliki “weird room full of electronics” di kantor pusat London mereka, tempat pengembang pihak ketiga dapat menguji game mereka.

Para pengembang dapat mengidentifikasi masalah performa dan mendapatkan instruksi terperinci untuk memperbaikinya. Vermeij menyatakan, “Sony were just super supportive whenever we asked for something, they would give it to us.” Hubungan yang kuat antara Deering dan Sumner bahkan berlanjut hingga saat ini, dengan keduanya sesekali bertemu untuk minum bir.
Eksklusivitas GTA di Amerika Serikat
Kesepakatan awal untuk GTA 3 hanya mengamankan eksklusivitas di Eropa. Di AS, Sony “not as massively supportive” pada awalnya. GTA 3 bisa saja dirilis sebagai eksklusif PS2 di Eropa saja pada Oktober 2001, memungkinkan rilis Xbox di AS jauh lebih awal dari kedatangan resminya pada November 2003. Deering mengatakan divisi AS “were ambivalent at first”, tidak fokus pada franchise tersebut.
Namun, ketika kabar tentang kualitas game ini menyebar di industri, divisi AS akhirnya ikut bergabung. Deering mengklaim mereka bergabung “reluctantly”. Colaço bahkan menyebutkan bahwa Sony Computer Entertainment America (SCEA) baru benar-benar terlibat setelah melihat dampak penjualan GTA dan hubungan yang telah dibangun dengan Take Two berkembang. Ini menunjukkan betapa pentingnya keberhasilan awal PS2 GTA Deal di Eropa.
Kemitraan Sony dan Take Two diuji lagi saat perilisan Xbox. Microsoft sebelumnya mengungkapkan bahwa pada tahun 2001, mereka menolak proposal Rockstar untuk merilis GTA 3 di konsol mereka. Sumner percaya bahwa kesepakatan dengan Microsoft “never going to happen”, meskipun tawaran mereka “ridiculously large”. Ia merasa “we were happy with the bed we’re lying in” dengan Sony, dan “PlayStation were doing better than Microsoft at that stage”.
Dampak dan Evolusi PS2 GTA Deal
Kepercayaan yang kuat ini bertahan lama setelah GTA 3. Meskipun tidak jelas kapan diskusi eksklusivitas berjangka waktu untuk GTA Vice City dan San Andreas dimulai, Deering mengingat perjanjian awal sebagai “three-game deal”. Sumner mengatakan setiap game dinegosiasikan secara terpisah. Colaço menyatakan bahwa itu terjadi ketika SCEA bergabung dalam kesepakatan eksklusivitas GTA 3.
Pasti ada negosiasi ulang persyaratan setelah rilis GTA 3. Colaço menjelaskan bahwa setelah game itu sukses besar, angka keuangan naik secara signifikan untuk mempertahankan perjanjian tersebut. Take Two berargumen bahwa kehilangan penjualan di platform lain semakin mahal seiring popularitas GTA yang melonjak. Namun, mereka juga senang menjadi mitra dekat dengan Sony. Oleh karena itu, percakapan lebih fokus pada kemitraan strategis daripada transaksi. Eksklusivitas GTA PlayStation 2 ini terus berkembang.

Meskipun detail kesepakatan Vice City atau San Andreas tidak diketahui, dapat dipastikan bahwa nilainya jauh lebih besar dari GTA 3. Durasi eksklusivitas juga menyusut untuk setiap game: satu tahun untuk Vice City dan hanya tujuh bulan untuk San Andreas, turun dari dua tahun untuk GTA 3. Seiring waktu, orang-orang yang menghadiri pertemuan berubah karena diskusi menjadi lebih global dan nilai finansial melampaui kesepakatan awal, menurut Colaço. Ini membentuk babak penting dalam sejarah GTA PS2.
Keberhasilan yang Tidak Langsung
Dampak GTA 3 pada budaya game yang lebih luas dan penjualan PS2 tidak langsung terasa atau terjamin. Sebelum rilis, Rockstar khawatir GTA 3 tidak akan sukses, menurut Vermeij. Pada pameran E3 terakhir sebelum rilis, sekitar enam hingga delapan bulan sebelumnya, game itu menunjukkan performa yang buruk, dan orang-orang tidak terlalu tertarik. Sam Houser dari Rockstar bahkan merasa khawatir, “Oh my God, it’s not doing well.”
Namun, Sony sudah “into it” dan menjanjikan banyak pemasaran, yang sepenuhnya mereka penuhi. Keberhasilan GTA 3 baru terlihat jelas enam bulan setelah rilis. Berbeda dengan game pada umumnya yang penjualannya menurun setelah tiga atau empat bulan, GTA 3 “just didn’t die out.” Penjualannya terus berlanjut karena informasi menyebar secara organik dari mulut ke mulut. Sumner dan Lewis mengatakan Take Two juga memainkan peran dengan menjaga ketersediaan produk “tight”, menciptakan kesan urgensi bagi pembeli.
Grand Theft Auto dengan cepat menjadi fenomena budaya. Sumner, yang pindah ke New York, bahkan diundang ke acara TV utama untuk membela kekerasan dalam GTA. Ia juga mengingat saat menyusun anggaran musik sebesar $600.000, namun Tommy Matola, kepala Sony Music Entertainment, setuju melakukannya secara gratis. “He said, ‘I will get you the tracks, I just want to release the CD.'” Ini menunjukkan kekuatan dari Grand Theft Auto, yang merupakan hasil langsung dari PS2 GTA Deal yang kuat.
Lewis mengenang kegembiraan kesuksesan setelah rilis GTA 3. Ia mengatakan ada “sigh of relief” awalnya, lalu “euphoria” karena penjualan terus meningkat. “We really had arrived when these products continued day in, day out, to sell…” Tidak mungkin untuk mengatakan secara pasti seberapa besar eksklusivitas GTA PlayStation 2 berkontribusi pada kesuksesan PS2, tetapi semua pihak setuju bahwa hal itu sangat membantu. Deering memperkirakan bahwa di Eropa, penjualan meningkat sekitar 20% karena kesepakatan ini.





